INISIASI I
Perilaku organisasi berkaitan dengan studi dan aplikasi tentang manajemen dan organisasi.
Perilaku organisasi memberikan pemahaman pengetahuan tentang perilaku dan sifat-sifat individu, kelompok, dan organisasi yang dapat memberikan acuan bagi upaya pengembangan sumber daya manusia serta peningkatan kinerja dan produktivitas individu, kelompok, dan organisasi.
Silahkan Anda membaca
inisiasi 1, kemudian diskusikan dengan teman-teman Anda dalam forum diskusi. Anda juga bisa membaca dari sumber-sumber lainnya yang relevan dengan topik yang sedang dibahas atau klik link berikut ini
http://perilakuorganisasi.com/
Forum Diskusi 1
Menurut Anda, jika dihubungkan dengan karakteristik biografis, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja di tempat Anda bekerja saat ini?
INISIASI I
PENGANTAR STUDI PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok,
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi) yang bertujuan menerapkan ilmu
pengetahuan guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi
merupakan bidang studi yang berkembang. Perilaku organisasi menjadi semakin
penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan
nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien.
Perilaku
organisasi adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu
pengetahuan yang umum yang mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam
organisasi antara lain individu, kelompok dan struktur.
Suatu
organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya
dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin.
Menurut Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai
tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). John
Suprihanto (1994) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan hasil-hasil
yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan
jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input).
Beberapa faktor yang mempengaruhi
produktivitas antara lain :
1.
Individual.
Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia
mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi,
kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran
individual, dan kemampuan.
2.
Kelompok.
Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik,
kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan
kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.
3.
Organisasi.
Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan
diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen,
yang antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik
perusahan, pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan
sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan
kerja, metode kerja.
Dasar-dasar Perilaku Individu
Dalam ilmu manajemen, seorang
manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana setiap individu ini tentu
saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku
individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.
Karakteristik
individu dalam organisasi antara lain :
1.
Karakteristik
biografis
- Umur
- Jenis kelamin
- Status kawin
- masa kerja
2.
Kemampuan
- kemampuan fisik
- kemampuan intelektual
3.
Kepribadian
4.
Proses
belajar
5.
Persepsi
6.
Sikap
7.
Kepuasan
kerja
Perilaku
Individu dalam organisasi antara lain :
1.
Produktifitas
kerja
2.
Kepuasan
kerja
3.
Tingkat
absensi
4.
Tingkat
turnover
Pertama, mari kita
membahas tentang dasar-dasar perilaku individu yang mempunyai karakteristik
individu.
1.
Karakteristik
biografis, yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan
status kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
Umur (age)
·
Hubungan
Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya
karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih
tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
·
Hubungan
Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja menurun,
dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang
bertambah berarti adanya keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang
disengaja jarang sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang
terpotong bila tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja
meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang sakit.
·
Hubungan
Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan :
menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau
kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga studi yang
mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata tidak ada
hubungannya sama sekali. Dengan alasan : menurunnya keterampilan jasmani tidak
cukup ekstrem bagi menurunnya produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya
diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.
·
Hubungan
umur - Kepuasan Kerja =
o bagi karyawan profesional : umur
meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
o karyawan non-profesional : kepuasan
merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik lagi dalam tahun-tahun
selanjutnya.
Jenis
kelamin (gender)
·
Tidak
ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria
dengan wanita.
·
Tidak
ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan
kerja.
·
Hubungan
gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat
keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara
hubungan keduanya.
·
Hubungan
gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih
sering mangkir). Dengan alasan: wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan
keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.
Status
kawin (marital status)
·
Tidak
ada studi yang cukup untuk menyimpulkan mengenai efek status perkawinan
terhadap produktifitas.
·
Karyawan
yang menikah lebih sedikit absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih
puas dengan pekerjaannya.
Masa kerja
·
Tidak
ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif
dari pada yang junior.
·
Senioritas/masa
kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover.
- masa kerja tinggi, tingkat absensi dan turnover rendah
- masa kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi
Keduanya
hal di atas berkaitan secara negatif
- masa kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi
- masa kerja rendah, kepuasan kerja rendah
Kedua hal di atas berkaitan secara positif
2.
Kemampuan, yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan.
- Kemampuan Fisik, merupakan
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina,
kecekatan dan kekuatan.
- Kemampuan Intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan
kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami yang mana
dapat diukur dalam bentuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan
yang berbeda.
3.
Kepribadian, merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain. Kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan
(budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi. Ciri dari
kepribadian adalah
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang
individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.
4.
Proses
Belajar (Pembelajaran), adalah bagaimana kita dapat
menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalah
setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman.
5.
Persepsi, merupakan suatu proses dimana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan
makna bagi lingkungannya.
Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
- persepsi selektif,
orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
- efek halo,
menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik
tunggal (kesan pertama)
- efek kontras,
evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau
lebih rendah pada karakteristik yang sama.
- proyeksi,
menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi
orang lain.
- stereotype,
menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)
6. Sikap,
adalah pernyataan atau pertimbangan
evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan
peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu.
Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap
mempengaruhi perilaku kerja.
7. Kepuasan
kerja, adalah
suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau perasaan senang
atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
Apa yang menetukan kepuasan kerja ?
- kerja yang secara mental menantang, kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas
yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.
- ganjaran yang pantas, sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
- kondisi kerja yang mendukung, lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang
memadai.
- rekan kerja yang mendukung, rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang
ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
- kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan
pekerjaan.
Kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi,
dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga.
Kepuasan Kerja
Kepuasan
kerja (job satisfaction) mengacu
kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap
pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sifat
negatif terhadap pekerjaannya tersebut. Ketika orang berbicara tentang sikap
karyawan, seringkali mereka bermaksud mengatakan kepuasan kerja. Sebenarnya
kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian.
Apa
yang menentukan kepuasan kerja? Variabel apa yang berkaitan dengan pekerjaan
yang menentukan kepuasan kerja? Fakta menunjukan bahwa faktor penting yang
lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja adalah pekerjaan yang secara
mentalitas memberi tantangan, penghargaan yang banyak, kondisi kerja yang
menunjang, dan rekan kerja yang mendukung.
Karyawan
cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan
untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas-tugas
yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka
bekerja. Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaan secara mentalitas
menantang. Pekerjaan-pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya menciptakan
kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan menciptakan frustasi dan perasaan
gagal. Di bawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan
mengalami kesenangan dan kepuasan.
Karyawan
menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang mereka rasa wajar,
tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian
dianggap adil, berdasarkan tuntutan pekerjaan tingkat keterampilan individu,
dan standar gaji masyarakat, kepuasan akan tercapai. Sama halnya,
individu-individu yang merasa bahwa kebijakan promosi dibuat dengan cara yang
adil dan wajar akan mengalami kepuasan dalam pekerjaan mereka.
Para
karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja mereka, baik
dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan
baik. Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan
memiliki tingkat gangguan minimum.
Akhirnya,
orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang lebih dari pada sekedar
uang atau prestasi yang tampak di mata. Bagi sebagian besar karyawan, bekerja
juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat
meningkatkan kepuasan kerja.
Pandangan
awal mengenai hubungan antara kepuasan dengan produktivitas pada dasarnya dapat
disimpulkan dalam suatu pernyataan, yaitu “ seorang pekerja yang merasa bahagia
merupakan seorang pekerja yang produktif.” Banyak dari paternalisme yang
diperlihatkan oleh para manajer pada tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an dengan
membentuk tim-tim dan koperasi simpan-pinjam perusahaan, mengadakan piknik
perusahaan, dan pelatihan bagi para penyelia agar sensitif terhadap
persoalan-persoalan karyawan – diawali dengan tujuan untuk mencoba membuat
pekerjaan bahagia. Namun, keyakinan akan pekerja yang bahagia lebih didasarkan
pada impian dari pada bukti nyata. Sebuah analisis yang lebih cermat menunjukan
bahwa kalaupun kepuasan memiliki efek yang positif pada produktivitas, efek
tersebut sangat kecil. Namun dengan diperkenalkannya variabel-variabel baru,
hubungan positif antara kepuasan dan produktivitas telah meningkat. Misalnya,
hubungan tersebut kuat bila perilaku karyawan tidak dibatasi atau dikendalikan
oleh faktor-faktor di luar dirinya.
Produktivitas karyawan pada
pekerjaan mesin berjalan, misalnya, akan lebih banyak dipengaruhi oleh
kecepatan mesin dari pada tingkat kepuasannya.
Akhir-akhir
ini, berdasarkan kajian yang komprehensif pada bukti-bukti tersebut, terlihat
bahwa produktivitas mungkin lebih memberikan kepuasan daripada sebaliknya. Jika
anda melakukan pekerjaan dengan baik, anda pada hakekatnya merasa nyaman dengan
kondisi ini. Selanjutnya, jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan memberi
penghargaan atas produktivitas, produktivitas anda yang lebih tinggi tentu akan
meningkatkan pengakuan lisan, tingkat penggajian anda, dan kemungkinan untuk
mendapatkan promosi. Penghargaan ini, selanjutnya, tentu akan meningkatkan
tingkat kepuasan anda pada pekerjaan tersebut.
Silahkan Anda buka beberapa website
berikut sebagai tambahan bacaan.