Friday, January 26, 2018

I. Perilaku Organisasi-EKMO5101.01 - Forum Diskusi 1

INISIASI I

Perilaku organisasi berkaitan dengan studi dan aplikasi tentang manajemen dan organisasi. Perilaku organisasi memberikan pemahaman pengetahuan tentang perilaku dan sifat-sifat individu, kelompok, dan organisasi yang dapat memberikan acuan bagi upaya pengembangan sumber daya manusia serta peningkatan kinerja dan produktivitas individu, kelompok, dan organisasi.
Silahkan Anda membaca inisiasi 1, kemudian diskusikan dengan teman-teman Anda dalam forum diskusi. Anda juga bisa membaca dari sumber-sumber lainnya yang relevan dengan topik yang sedang dibahas atau klik link berikut ini http://perilakuorganisasi.com/


Forum Diskusi 1
Menurut Anda, jika dihubungkan dengan karakteristik biografis, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja di tempat Anda bekerja saat ini?

INISIASI I
PENGANTAR STUDI PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi) yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi merupakan bidang studi yang berkembang. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien.
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum yang mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi antara lain individu, kelompok dan struktur.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. Menurut Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). John Suprihanto (1994) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :
1.      Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si  pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan.
2.      Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok.
3.      Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan, pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan kerja, metode kerja.
Dasar-dasar Perilaku Individu
Dalam ilmu manajemen, seorang manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana setiap individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.

Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
1.      Karakteristik biografis
  1. Umur
  2. Jenis kelamin
  3. Status kawin
  4. masa kerja

2.      Kemampuan
  1. kemampuan fisik
  2. kemampuan intelektual
3.      Kepribadian
4.      Proses belajar
5.      Persepsi
6.      Sikap
7.      Kepuasan kerja

Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
1.      Produktifitas kerja
2.      Kepuasan kerja
3.      Tingkat absensi
4.      Tingkat turnover

Pertama, mari kita membahas tentang dasar-dasar perilaku individu yang mempunyai karakteristik individu.

1.      Karakteristik biografis, yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.

Umur (age)
·         Hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
·         Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang bertambah berarti adanya keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang sakit.
·         Hubungan Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan : menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga studi yang mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan : menurunnya keterampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi menurunnya produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.
·         Hubungan umur - Kepuasan Kerja =
o    bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
o    karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya.




Jenis kelamin (gender)
·         Tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita.
·         Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.
·         Hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.
·         Hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir). Dengan alasan: wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.

Status kawin (marital status)
·         Tidak ada studi yang cukup untuk menyimpulkan mengenai efek status perkawinan terhadap produktifitas.
·         Karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaannya.

Masa kerja
·         Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari pada yang junior.
·         Senioritas/masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover.
  1. masa kerja tinggi, tingkat absensi dan turnover rendah
  2. masa kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi
      Keduanya hal di atas berkaitan secara negatif
  1. masa kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi
  2. masa kerja rendah, kepuasan kerja rendah
      Kedua hal di atas berkaitan secara positif

2.      Kemampuan, yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
  • Kemampuan Fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
  • Kemampuan Intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami yang mana dapat diukur dalam bentuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.

3.      Kepribadian, merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi. Ciri dari kepribadian adalah
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.

4.      Proses Belajar (Pembelajaran), adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

5.      Persepsi, merupakan suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.

Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
  • persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
  • efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal (kesan pertama)
  • efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama.
  • proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.
  • stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut (menggeneralisasikan)

6.  Sikap, adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.

7.   Kepuasan kerja, adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau perasaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.

Apa yang menetukan kepuasan kerja ?
  • kerja yang secara mental menantang, kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.
  • ganjaran yang pantas, sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
  • kondisi kerja yang mendukung, lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang memadai.
  • rekan kerja yang mendukung, rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
  • kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga.

Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sifat negatif terhadap pekerjaannya tersebut. Ketika orang berbicara tentang sikap karyawan, seringkali mereka bermaksud mengatakan kepuasan kerja. Sebenarnya kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian.

Apa yang menentukan kepuasan kerja? Variabel apa yang berkaitan dengan pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja? Fakta menunjukan bahwa faktor penting yang lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja adalah pekerjaan yang secara mentalitas memberi tantangan, penghargaan yang banyak, kondisi kerja yang menunjang, dan rekan kerja yang mendukung.

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas-tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja. Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Pekerjaan-pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Di bawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang mereka rasa wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian dianggap adil, berdasarkan tuntutan pekerjaan tingkat keterampilan individu, dan standar gaji masyarakat, kepuasan akan tercapai. Sama halnya, individu-individu yang merasa bahwa kebijakan promosi dibuat dengan cara yang adil dan wajar akan mengalami kepuasan dalam pekerjaan mereka.

Para karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan minimum.

Akhirnya, orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang lebih dari pada sekedar uang atau prestasi yang tampak di mata. Bagi sebagian besar karyawan, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Pandangan awal mengenai hubungan antara kepuasan dengan produktivitas pada dasarnya dapat disimpulkan dalam suatu pernyataan, yaitu “ seorang pekerja yang merasa bahagia merupakan seorang pekerja yang produktif.” Banyak dari paternalisme yang diperlihatkan oleh para manajer pada tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an dengan membentuk tim-tim dan koperasi simpan-pinjam perusahaan, mengadakan piknik perusahaan, dan pelatihan bagi para penyelia agar sensitif terhadap persoalan-persoalan karyawan – diawali dengan tujuan untuk mencoba membuat pekerjaan bahagia. Namun, keyakinan akan pekerja yang bahagia lebih didasarkan pada impian dari pada bukti nyata. Sebuah analisis yang lebih cermat menunjukan bahwa kalaupun kepuasan memiliki efek yang positif pada produktivitas, efek tersebut sangat kecil. Namun dengan diperkenalkannya variabel-variabel baru, hubungan positif antara kepuasan dan produktivitas telah meningkat. Misalnya, hubungan tersebut kuat bila perilaku karyawan tidak dibatasi atau dikendalikan oleh faktor-faktor di luar dirinya.

Produktivitas karyawan pada pekerjaan mesin berjalan, misalnya, akan lebih banyak dipengaruhi oleh kecepatan mesin dari pada tingkat kepuasannya.

Akhir-akhir ini, berdasarkan kajian yang komprehensif pada bukti-bukti tersebut, terlihat bahwa produktivitas mungkin lebih memberikan kepuasan daripada sebaliknya. Jika anda melakukan pekerjaan dengan baik, anda pada hakekatnya merasa nyaman dengan kondisi ini. Selanjutnya, jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan memberi penghargaan atas produktivitas, produktivitas anda yang lebih tinggi tentu akan meningkatkan pengakuan lisan, tingkat penggajian anda, dan kemungkinan untuk mendapatkan promosi. Penghargaan ini, selanjutnya, tentu akan meningkatkan tingkat kepuasan anda pada pekerjaan tersebut.


Silahkan Anda buka beberapa website berikut sebagai tambahan bacaan.